QATAR - Menurut laporan Reuters, sebuah kelompok cyber teroris menyerang website berita Al Jazeera yang berbasis di Qatar pada Selasa (4/9/2012).
Kavkaz Center yang menggunakan informasi dari Al Jazeera melaporkan bahwa serangan terhadap situs tersebut terjadi pada Selasa (4/9) sekitar pukul 21.50 waktu stockholm.
Selama serangan, pengguna hanya dapat mengakses halaman awal Al Jazeera. Terdapat latar belakang dari sebuah halaman yang bertuliskan bahasa Arab, menurut Reuters, mengandung kalimat bahwa website tersebut mendukung "kelompok teroris bersenjata dan menyebarkan serta membuat berita bohong".
Selama ini Al Jazeera terlihat sangat gencar meliput
pemberitaan mengenai pemberontakan di seluruh dunia Arab dan Qatar,
secara terbuka mendukung gerakan oposisi Sunni melawan pemerintah
Alawiyah pimpinan Assad. Aktivis oposisi menuliskan di Twitter bahwa mereka menuduh hacker adalah loyalis Assad. Sejauh ini pejabat Al Jazeera belum bersedia untuk bekomentar. Serangan yang dilakukan oleh kelompok yang menyebut diri mereka
"al-Rashedon", merupakan gelombang serangan cyber terbaru pada lembaga
berita dan perusahaan energi yang dilakukan oleh musuh pemerintah,
kelompok militan atau "hacktivis" swasta untuk membuat poin politik.
Babar Mustafa, seorang insinyur perangkat lunak yang bekerja dengan al Jazeera menulis di akun twitternya bahwa DNS yang mengalami masalah sedang diselesaikan oleh provider mereka.Perlu diingat bahwa sejak 6 Juni 2012, situs berita independen Kavkaz Center juga mengalami serangan DDoS secara terus-menerus dari kelompok cyber teroris FSB Rusia. Dalam serangan DDos terhadap KC, FSB menggunakan komputer yang terinveksi virus yang disebut "Kaspersky Anti-Virus".
Menurut para ahli, rezim Assad tidak memiliki sarana teknis atau peretas pintar untuk menyerang sebuah website kuat seperti Al Jazeera. Oleh karena itu, kemungkinan serangan dilakukan oleh sekutu kuat mereka, Rusia melalui tangan FSB.
Alasan lain untuk meyakini bahwa serangan terhadap Al Jazeera dilakukan oleh teroris Rusia menurut KC adalah kenyataan bahwa tak lama sebelum serangan DDoS pada KC,
terdapat diskusi di situs-situs Rusia untuk mengambil tindakan melawan
portal asing yang tidak dapat dihubungi secara langsung oleh kekerasan
FSB, yaitu dengan mengganti DNS mereka.
(Sumber : www.arrahmah.com )